Sabtu yang cerah kemarin,terus terang tanpa rencana sebelumnya aku nyasar ke suatu tempat yang ternyata 'ajaib'.Bermula dari sesaat sebelum menjemput Lexy pulang sekolah,tiba-tiba saja terlintas ingin tahu soal Candi Abang yang pernah aku lihat papan petunjuk arahnya ketika melintas di Kecamatan Berbah beberapa waktu yang lalu.Lumayan masih banyak waktu luang maka tak kulewatkan untuk segera menuju ke Candi Abang.Lucunya meski ada papan penunjuk arah di pinggir jalan tetap saja aku harus beberapa kali bertanya ke penduduk sana dimana tepatnya lokasi Candi Abang tersebut.Ternyata untuk menuju lokasi tak ada papan petunjuk sama sekali.Ada seorang Ibu yang memberitahu bahwa candi tersebut sudah tak kelihatan lagi wujudnya karena tertutup rumput dan karena medannya yang sulit dilewati,mobil tak bisa sampai persis di lokasi,jadi kita harus berjalan menanjak sekitar 50 meter.Begh,agak kecewa juga sih meski tak menyurutkan langkah untuk tetap menuju ke lokasi.Tetap saja rasa penasaran di atas segalanya,hehe...
Kepalang basah,nanjak-najak deh ditengah cuaca yang cukup panas.Meski agak ngos-ngosan,ternyata rasa capek langsung hilang begitu melihat lokasinya yang menurutku bagus buat dipakai berfoto-foto!Cihuuuyyy.....bergaya lagi!Sambil kegirangan aku juga sempat keheranan mencari letak Candinya.Dimana yaaa??Kok yang terlihat hanya seperti bukit kecil atau gundukan yang ditanami rumput.Olalaaaa....mungkin ini yang dimaksud Ibu yang kutanya sebelumnya.Bukit itulah candinya!Dan baru keketahui mengapa candi yang diperkirakan didirikan sejak jaman kerajaan Mataram sekitar abad ke 9 atau 10 ini bernama candi Abang.Itu semua karena candinya yang berwarna merah atau terbuat dari batu bata.Dibalik rumput ada beberapa batu bata yang tersembul dan beberapa lagi reruntuhannya berserakan dipinggir bukit.Alih-alih tak menemukan bangunan candinya,aku menikmati saja pemandangan dari atas bukit itu,maaf maaf...numpaaaaang,hehe!
Ternyata di Yogya ini banyak tempat keren yang relatif masih jarang diketahui orang.Sayang sekali,sepertinya Pemerintah setempat kurang memperhatikan Candi Abang ini ya.Oya,ketika akan meninggalkan tempat ini aku sempat bertemu dengan empat orang Bapak-Bapak yang baru sampai di tempat ini.Sepertinya mereka bukan wisatawan.Mereka datang sambil membawa sebuah sangkar burung tertutup yang sepertinya ada isinya.Saking penasarannya aku sempat menyapa seorang Bapak yang kelihatannya paling tua diantara mereka.Dengan sedikit berbasa-basi aku memulai percakapan,"Pak ini Candinya ya?"tanyaku terlihat agak sedikit tolol,ya iyalaaahh,sudah tahu tapi masih nanya!Meskipun yang kutanya seorang,mereka hampir kompak serempak menjawab,"Iya bu," Setelah itu baru beragam kata muncul dari mulut mereka.Ada yang bilang bahwa ini Candi peninggalan Wali(tanpa menyebutkan Wali yang mana),ada yang berkata bahwa Candinya sudah tak kelihatan dlsb.Wah,Bapak-bapak yang ramah,aku hanya bertanya satu kalimat ternyata jawabannya melebihi kereta api panjangnya.Lha,mereka sendiri ngapain ya ditempat ini.Ternyata oh ternyata,Bapak yang paling tua itu seperti tahu apa yang kupikirkan tiba-tiba berkata sendiri,"Saya mau mengambil'barang' dari sini." Ups.Paranormal toh??Wah,daripada aku diajak mengambil barang tersebut aku buru-buru saja pamit dengan mereka.Sebelum pamit,Bapak Paranormal ini sempat-sempatnya menanyakan rumahku.Walaaahh....Bapak basa-basi juga ya?Kalau Paranormal harusnya tahu aku tinggal dimana dong,hihihi....."Monggo Pak...."Cabut aaahhhh....daaaggg Bapaaaakkk!
Ok deh,acara sekarang berlanjut dengan Wisata Kuliner.Kalau siangnya aku dengan Lexy makan di Kedai Cobek dengan paket ikan Bawal Goreng dan menikmati segarnya es degan yang disajikan secara utuh,malam harinya acara wiskul kembali berlangsung.Kali ini kami bertiga dengan sang'kekasih hati'.Rencana kami akan makan malam di Resto Gadri milik seorang adik Sultan,GBPH H. Joyokusumo yang berlokasi di Jalan Rotowijayan,namun karena di Resto itu sedang berlangsung acara maka kami beralih tujuan menuju Resto Bale Raos yang aku rasa juga dimiliki oleh adik Sultan tersebut.Bale Raos terletak persis di belakang Kediaman Sultan,masih di kompleks Kesultanan Yogya.Memasuki lokasi Resto tersebut sangat kental terlihat keeksotisan budaya Jawa.Di Resto ini kita bisa temukan berbagai hidangan khas Keraton kesukaan Sultan,dari Sultan Hamengku Buwana VII sampai Sultan HB X yang disajikan secara A'la Carte, buffet atau riztaffel (sesuai pesanan).
Setelah melihat menunya,yang pertama menarik perhatian adalah nama makanan serta makanan tersebut kesukaan dari Sultan yang keberapa.Wow,sepertinya harus dicoba yang jarang ditemui di resto yang lain.Maka malam itu aku memilih makanan pembuka Salad Huzar yang merupakan kesukaan Sultan HB VIII.Lexy memilih Soup Kentang yang merupakan cream soup dari kentang dengan potongan daging ayam gurih dan taburan daun parsley.Kekasih hati sendiri memilih soup Timlo kesukaan Sultan HB X.Main Coursenya kami pilih Bestik Lidah yang merupakan makanan favorit Sri Sultan HB IX yakni bestik lidah sapi dengan saus kental dan kentang ongklok dan setup sayuran.Juga Kambing Panggang yang rasanya sangat menggugah selera.sambil menikmati makan malam,kami juga mendengarkan musik keroncong yang disajikan secara live oleh pihak restaurant,benar-benar komplit,dibuai oleh musik dan juga kelezatan makanannya.
Belum selesai disitu kami masih melanjutkan wiskul kami dengan mencicipi dessert/kudapan ala resto ini.Karena penasaran dengan judul menunya maka kami memesan'tapak kucing' dan 'prawan kenes'.Aha!Apa pula nih?Jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka 'prawan kenes'adalah perawan genit.Sama genitnya setelah melihat langsung sajiannya,yang ternyata Prawan kenes adalah kudapan yang berupa pisang yang dijepit dua bilah bambu(mirip sate)dikukus dan kemudian dibakar dengan saputan santan.Sedang Tapak Kucing adalah pisang goreng gulung yang disajikan dengan taburan gula bubuk dan kayumanis yang yummy!Kedua jenis kudapan ini adalah kesukaan dari Sri Sultan HB IX.
Tak lupa soal minuman pun kami mencari yang agak unik,yakni Beer Djawa.Pernah dengar?Jangan bayangkan beer yang beralkohol itu,namun Beer Djawa ini adalah minuman kesukaan Sultan HB VIII saat itu yang bahan-bahannya berasal dari jahe,kayu secang,cengkeh dan jeruk limau.Segaaaaarrr!!Kalau tak mengingat perut yang bakalan berubah endut,rasanya semua yang ada di daftar menunya akan di pesan!Gila,maruk ya,hahaaha!Buat teman-teman yang akan berwisata ke kota Yogyakarta,restaurant Bale Rasa ini sepertinya patut ada di daftar tempat yang harus dikunjungi.Paling tidak bisa menikmati makan siang atau malam dengan setiap sejam sekali mendengar bunyi kentongan besi dipukul dan melihat para abdi dalem yang bersliweran berjaga di samping resto yang merupakan pintu menuju kediaman Sultan.
Acara menggendutkan perut belum selesai di Malam Minggu kemarin.Tadi pagi sepulang Gereja kami sekeluarga juga kembali mencoba makanan yummy lainnya.Kali ini Bumbu Desa tujuan kami.Meski di kota lain Bumbu Desa banyak bertebaran,di Jogja sendiri restaurant ini baru saja dibuka dua minggu yang lalu.Dari makanan khas Sunda yang bermacam-macam di Bumbu Desa pilihanku tetaplah Ayam Cabe Hijau.Setiap ke Bumbu Desa pasti tak lupa kupesan makanan satu ini.Mengakhiri acara makan, es kopyor yang manis turut menemani.Weekend yang berkesan.Sayang aku dan 'kekasih hati' harus segera pulang ke kota kami.Yogya,sampai bertemu lagi!