Aku sendiri baru mengenal nama tempat ini,Rumah Budaya Tembi atau Tembi House of Culture.Kalau Jeng Tina tak menyebutnya mungkin aku tak akan tahu sampai sekarang.Sepulang dari Pantai Depok kemarin akhirnya kami sempatkan untuk mengunjungi tempat tersebut.
Rumah Budaya Tembi terletak di Jalan Parangtritis km 8,4 Dusun Tembi,Timbulharjo,Sewon Bantul Yogyakarta.Dari arah Yogyakarta menuju Pantai Parangtritis tempat ini terletak di sebelah kiri jalan,belok sedikit setelah ada plang penunjuk tempatnya.Tadinya sempat bingung sih,ini tempat apa,tapi ternyata setelah melihat-lihat,wooow...ini tempat bagus yang perlu dikunjungi!
Rumah Budaya Tembi sendiri mempunyai banyak fasilitas,selain sebagai penginapan/akomodasi yang berkonsep pedesaan.Penginapannya sendiri menyerupai suatu lingkungan pedesaan dengan bangunan berupa rumah-rumah tradisional,seperti rumah Limasan (Jawa)dan rumah tradisional Jawa Barat.Meskipun furniturenya serba antik dan juga kamar mandi yang alami namun jangan kuatir,ada pula ac di masing-masing kamarnya.Ada beberapa kamar/rumah yang viewnya ke kolam renang,sedangkan kolamnya sendiri berdempetan dengan sawah.Untuk TV sayang sekali tak ada di masing-masing kamar,hanya terdapat di tempat makan yang bernama Pulo Segaran.Tentu saja,karena konsepnya seperti berada di pedesaan jadi satu-satunya tempat berinteraksi adalah pulo segaran tadi.
Aku dan Tina sempat ngemil dan minum juga di Pulo Segaran.Tina mencoba minuman yang namanya Duren Nyemplung Dawet,ahaaaa.....ternyata es dawet Banjarnegara dengan sirup aren asli yang diberi buah duren.Sluuurrp!Aku sendiri pesan es secang yang segar dan minuman Bregas rasa jeruk Nipis,kemudian snacknya kita pesan lumpia pitik (lumpia ayam) dan pisang goreng yang siram gula jawa yang setiap porsinya masing-masing berisi tiga potong.Harga makanan disana tak begitu mahal,untuk semua yang kami pesan itu kami hanya membayar sebesar Rp.2o.000,-
Di kompleks Budaya Tembi ini selain ada penginapan dan tempat makan,juga terdapat pendopo yang bisa disewakan,dan juga galeri seni,perpustakaan bahkan Museum yang berisi peralatan tradisional masyarakat Jawa.Ughh sayang aku tak sempat mampir ke museum dan perpustakaannya karena hari telah sore dan kami harus segera kembali ke Yogyakarta.Lain kali tentu tak akan terlewatkan.
Oya,sebelum ke Rumah Budaya Tembi ini bila dari arah Pantai Parangtritis disebelah kiri jalan ada pula satu tempat yang bisa dikunjungi pula yakni Pasar Seni Gabusan yang di dalamnya terdapat berbagai kerajinan Bantul seperti anyaman bambu,rotan,kerajinan dari tanah liat,logam dan masih banyak lagi.Di halamannya sendiri sepertinya sering diadakan pertunjukan seni,seperti saat aku kesana sedang dilaksanakan lomba menyanyi campursari.Aku sendiri lebih tertarik dengan gong raksasa yang berada di depan pasar seni tersebut.Kebayang kan,pemukul gongnya sebesar apa kalau ada*mikir sambil ngowoh*
Fiiuhhh lelah juga jalan-jalan ke Bantul.Tapi tetap semangat dong...dan lain waktu aku kan kembali lagi ke sana,terutama Rumah Budaya Tembi yang suasananya keren bangeeett!
Sunday, January 25, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
17 comments:
horeey duluan niy nyruput..duren dawet...wkwkwk
Muter2 kok nonstop...
Wah bikin penasaran aja.. ntar kalo pulang ke Jawa (solo-jogja) aku mo main ke sana..
lho..dulu pas aku ke Parangtritis koq ga pernah liat tempat ini ya..
ooo..pantesan..aku ke parangtritis-nya di abad 18..semasa Patih Gajamada masih ada..hehehe
Mas Budiawan:Waktu itu ketemu Patih Gajahmada nggak,wakakakakkk!!
wah cantik ukiranya...
hai mbak...lam kenal ya,...
uik. uik. gong nya kalo di pukul. ntar bunyinya sekeras apa yah?!
hahaha. pasti rame banget :P
Jadi Pengen Jalan-jalan ke Pulau Jawa... Blom pernah ke Jawa nie...
HIKS..HIKS....
Hemmm... mau dong PisGor dan Lumpia pitik nya [nyaMnYam]
aku aja belom pernah ke sana Mbak... ;)
wahhhh, ngajakin doong,...adem kayanya neeh,..!!!
Tempatku gak bgt jauh dari jogya, tapi br tau ada tempat itu, bsk sabtu-minggu ke sana deh...bosan ke malioboro.
Tx 4 d'info...
mbak temen kita yg di surabaya timur (sejuta asa) sudah hilang ya ?
Mbak Judith cantik, salam kenal....!
Arsitektur tradisional memang menarik, soalnya makin langka!
Aku suka ada orang seperti Mbak, masih menghargai budaya...!
Nggak pusing mbak muter-muter terus?? nanti kepala bunder loh... lah ga nyambung hehehe...
wah... makanannya enak2 banget tuh aku jadi laper blm makan lagi hehe...
Post a Comment