Tuesday, October 8, 2013

Nyasar hore di Hongkong

Awal Januari 2013 yang lalu saya sempat muter-muter di Hongkong,lebih tepatnya nyasar hore di Hongkong.Rasanya nggak bisa dikatakan bagaimana kagetnya saya dengan acara muter yang super duper mendadak itu.Tanpa persiapan browsing tentang Hongkong saya berangkat ke negara yang menawarkan sejuta pesona itu.

The Peak

Tak dapat dipungkiri muter-muter di Hongkong yang sarat dengan acara nyasar itu benar-benar saya nikmati.The Peak,Museum Madame Tussaud,Causeway Bay,Kowlon akhirnya jadi tempat nyasar yang menyenangkan.


Belanja di Hongkong?Siapa yang tak mau??Meski dari awal saya menahan diri untuk nggak terlalu membelanjakan uang yang ada di dompet namun rasanya mustahil untuk melewatkan acara cuci mata dan akhirnya...belanja!


Nyasar hore juga saya dan teman alami ketika mencari The Peak,tempat keren di ketinggian yang menawarkan pemandangan indah.Meski sempat bingung nyari jalan ke sana,akhirnya kami malah betah berlama-lama 'narsis' disana dan mampir juga ke Museum Madame Tussauds yang tak jauh dari tempat wisata tersebut.

Museum Madame Tussauds

Madame Tussauds bertempat di sebuah gedung yang sangat unik  serta berada di kawasan Stasiun Peak Tram di Victoria Peak Hongkong. Pintu masuk menuju Museum ini berada satu lantai dengan Stasiun Peak Tram.Harga tiket masuknya sekitar 160 HKD dan di sana kita bisa melihat banyak patung tokoh terkenal,artis bahkan olahragawan terkenal di dunia.Yuk fotooo....!

Cuci mata,belanja,narsis,rasanya semua lengkap di Hongkong.Namun ada satu yang menggelitik,kapan ya ada yang nawarin saya tuk bepergian gratis ke Hongkong...?Belum puas nih nyasar horenya...xixixi....


Tuesday, October 1, 2013

Nyanyian dari Sarmi

Terlalu lama tidak menulis membuatku seperti patah hati.Lebih dari setahun blog terbengkalai karena kesibukan-kesibukan baru yang kudapatkan setelah pindah dari kota Jayapura menuju salah satu kota kecil di Papua yakni Sarmi.Patah hati ini bertambah parah saat harus tinggalkan kota Sarmi untuk pindah lagi ke kota lainnya di Papua Tengah yakni di kota Nabire.Bah! Belum satupun tentang Sarmi yang kutulis di Blog dan aku sudah harus pindah?

Puji Tuhan di Nabire saya diberi kesempatan untuk menulis lagi meski aktifitas baru rasanya lebih menumpuk dibanding ketika tinggal di Sarmi.Well,tak jadi masalah,yang penting sekarang saya dapat kemudahan bisa mengakses internet dan memposting tulisan saya.Saya akan mengobati patah hati saya pelan-pelan namun pasti.Terimakasih Tuhan.


 Pantai Sawar

SARMI.Banyak teman yang bertanya-tanya Sarmi itu letaknya dimana dan apakah benar itu nama sebuah kota.Sebelas bulan yang lalupun saya juga mempertanyakan hal tesebut karena belum pernah sekalipun saya menginjakkan kaki di tempat yang bernama Sarmi yang ternyata merupakan singkatan dari nama-nama suku besar yang ada di sana yakni : Sobey,Armati,Rumbuai,Manirem dan Isirawa.

Pulau Sawar

Sarmi bisa dijangkau melalui darat dari Jayapura dan dibutuhkan waktu berkendara kurang lebih 8-9 jam jika lancar.Jika ingin menggunakan transportasi udara ada maskapai Susi Air yang akan mengantar dua kali seminggu setiap hari Senin dan Jumat dengan lama perjalanan sekitar 50 menit.

 Pulau Sawar

Tadinya saya pikir akan membosankan bila tak menemukan tempat untuk berwisata di Sarmi.Memang sangat sulit mencari tempat yang nyaman berwisata karena pemerintah setempat sepertinya kurang memperhatikan hal ini.Belum ada sarana dan prasarana yang mendukung meskipun ada potensi yang sangat bagus untuk di promosikan.

 Air terjun Sewan

Belum banyak tempat bagus yang saya explore.Pulau-pulau yang konon katanya indah juga belum sempat saya nikmati keindahannya,namun ada beberapa yang menarik hati saya seperti pulau Sawar yang tak begitu jauh dari kota Sarmi,hanya ditempuh sekar lima menit saja dengan menggunakan speed,atau pulau berpasir putih lainnya yakni pulau Liki.

 Pulau Liki

 Tempat lainnya yang dapat dijadikan alternatif dalam berwisata adalah air terjun di Sewan,setengah jam dari kota dan dibutuhkan waktu sekitar 1 jam berjalan kaki memasuki hutan untuk mencapai lokasi tersebut.Namun seperti yang saya sampaikan di atas bahwa tempat inipun masih jauh dari perhatian pemerintah sehingga terkesan tak terurus.

 Air terjun Sewan

Semoga kedepannya Sarmi dapat lebih mengembangkan lagi sisi pariwisatanya dan banyak tempat indah lainnya yang bisa diperlihatkan kepada dunia.Sepuluh bulan kurang 6 hari saya tinggal di Sarmi,banyak kisah menarik yang saya dapat selama di sana.Mungkin di lain kesempatan saya akan share tentang bagaimana rasa cinta saya bisa tercurah untuk kota kecil ini.Semoga.

(29 Oktober 2012 - 23 Agustus 2013)

Tuesday, July 31, 2012

Perbatasan Indonesia-Papua New Guinea di Sota Merauke

"Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau...." Ingat lagu tersebutkan?Siapa sangka sampai juga saya di Merauke,kota paling ujung di timur Nusantara.Bermula dari percakapan biasa melalui BBM di suatu Jumat sore(13 Juli 2012) antara saya dan Atiet yang tiba-tiba ingin berakhir pekan di Merauke.Rencana yang sangat mendadak namun terlaksana.Ikutlah saya dengan Atiet dan mas Zulpan ke Merauke!


Patung Yesus di bandara Mopah Merauke
Dengan waktu yang hanya sehari kami kelilingi kota "Rusa" dengan tujuan utama perbatasan Indonesia -PNG yang sangat ingin didatangi Atiet.Pak Ma'ruf seorang anggota Polisi yang bertugas diperbatasan dan profilenya pernah ditayangkan di acara Kick Andy ternyata mencuri perhatian kami.Aiptu Ma"ruf yang kini telah mendapat penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat diatasnya menjadi IPDA karena dedikasinya ini kami temui di Sota,salah satu distrik lokasi perbatasan tersebut,sekitar 1,5 jam ditempuh dengan kendaraan dari kota Merauke.




Baiklah,apa yang ada di sekitar perbatasan Sota....ternyata pak Ma'ruf telah menghias sedemikian rupa dengan kemampuannya untuk memperindah perbatasan.Selain itu kita bisa melihat rumah Semut yang juga berada disana. Sebenarnya sepanjang perjalanan ke Sota kita bisa temui di pinggir jalan rumah-rumah semut tersebut namun sepertinya yang paling besar ada di taman perbatasan



Ada satu lagi yang bisa kita lihat di Sota adalah tugu kembar : Tugu Sabang-Merauke.Yup,memang betul,selain di Sota Merauke tersebut,tugu seperti ini bisa kita temukan pula di kota Sabang NAD.Hanya,sayang sekali,tugu di Sota tersebut tak terawat.



Pantai Lampu satu bisa pula kita temui di Merauke,tak jauh dari kota.Pada saat kami kesana tepat senja menjelang.So romantic menghabiskan waktu dengan warna jingga dan rambut acak-acakan karena tertiup angin di sana wuuuuzzzz.....



Sudah ke Merauke tapi tidak mencicipi atau membawa pulang oleh-oleh dendeng atau abon rusa?Wah,ada yang kurang....jadi jangan lupa bila teman-teman ke Merauke mampir di kios oleh-oleh yang berada di belakang gedung Golkar.Kemudian jika ingin melihat kerajinan dari kulit buaya,disanapun banyak kita temui show roomnya.Soal makanan,jangan kuatir,ada cafe Tenda yang menyajikan makanan seafood.Kita bisa temui ikan,udang kali yang maknyus dan kepitingnya yang ngangeni!Nyam-nyaaaammm...Ada satu lagi tempat makan yang direkomendasikan salah seorang teman saya yang tinggal di sana,Sri,yakni bakso yang lokasinya di depan RRI.Slrruuppp...Oya kalau mau makan ikan bakar atau sekedar santai makan jagung,teman-teman bisa juga datang ke Semangga.Semua sudah kami coba!Thanks ya Sri atas infonya!




Semalam di Merauke yang tak terlupa....terimakasih tak terhingga Atiet dan Mas Zulpan yang sudah memberikan kesempatan bagi saya untuk ikut mengelilingi kota Rusa ini.Terimakasih juga untuk kasat Lantas Merauke Putu dan istri yang telah menyempatkan diri mentraktir kami makan malam.Merauke...sangatlah oke!

Friday, June 8, 2012

Menjejakkan kaki di Teluk Bintuni dan Manokwari


Saya kembali melakukan perjalanan keluar kota minggu lalu.Kali ini saya mengikuti Mas TH yang sedang ada tugas supervisi  di dua Polres di Papua Barat.Baiklah!Saya mengepack koper lagi dan bersiap-siap menuju Teluk Bintuni dan Manokwari.


Jumat,31 Mei 2012 perjalanan kami mulai berlima (Saya,Mas TH dan tiga orang anggotanya) dari Sentani,Jayapura dengan menggunakan pesawat Expressair menuju Manokwari.Perjalanan ditempuh kurang lebih satu jam dan kami tiba di Manokwari sekitar pukul 12.00 WIT.Kapolres Manokwari Mas Agustinus beserta istri,Mbak Lia dan beberapa adik junior menemui kami di Bandara Rendani Manokwari.Waahh..terimakasih Mas dan Mbak Agustinus sampai repot-repot menjemput dan mengantar kami untuk take off kembali ke Bintuni satu jam kemudian.


Pesawat sejenis twin otter SUSI AIR mengantar kami ke Teluk Bintuni.Cyaaaaaa…pesawat berpenumpang hanya 7 orang dengan Mas pilot bule yang ganteng-ganteng.Mas Pilot Yakob ternyata menerbangkan pesawat selama kurang lebih 40 menit dan landing di bandara Teluk Bintuni dengan mulusnya.Thank you Mas Pilot!




Teluk Bintuni dilihat dari atas

Setelah acara supervisi,Kapolres Teluk Bintuni  AKBP Situmeang ,Sik mengajak kami menyusuri sungai yang ada di sana hingga ke muara sekaligus mancing.Wow,ternyata inilah Teluk Bintuni,dimana-mana sungai,sungai dan sungai.Dari atas kita bisa lihat sungainya yang berkelok-kelok dan saya beruntung bisa merasakan menyusuri sungai dan melihat pemandangan pulau-pulau di sekitarnya.Oya,hasil mancing sore itu hanya mendapatkan beberapa ekor ikan sembilang saja yang mirip lele itu hihihihi...



 Senja di Teluk Bintuni(kiri) Ikan sembilang (kanan)

Kami hanya semalam di Teluk Bintuni yang merupakan kabupaten baru pecahan dari Manokwari.Kota yang tenang ini kami tinggalkan pada hari Jumat setelah sebelumnya saya sempat numpang foto-foto di halaman rumah orang.Lhoo..ngapain ya..hihihi…saya tertarik dengan bunga kertas berwarna kuning,merah dan ungu yang ditanam di depan rumah penduduk tersebut.Keren!



Hal yang mencuri perhatian saya di bandara Teluk Bintuni selain gedung bandaranya yang baru dan masih bersih adalah...jreng jreeng...ternyata berat badan kami harus ditimbang sebelum menaiki pesawat.Orang berikut barang-barangnya ditimbang bersama-sama.Terus terang,baru kali ini saya mengalaminya,hehe... Bang Situmeang,thank you so much yaaa...bye-bye Bintuni!


Perjalanan kembali kami lanjutkan ke Manokwari.Mas Pilot kali ini lebih ganteng lagi rupanya hahaaa…yuukk foto lagii!Landing yang mulus menghantar kami kembali menjejakkan kaki di bandara Rendani.Manokwari…saya kembali!



Siangnya kami diajak oleh Mas Agus dan juga adik-adik junior lainnya bertemu di Mansinam Hotel untuk makan siang dan kemudian muter-muter di Pulau Mansinam.Dari Hotel  terlihat di depan mata ada dua Pulau yakni Pulau Lemon dan Pulau Mansinam.Maka,dengan speedboat kami menuju kesana….Pulau Mansinam yang menyimpan sejuta cerita.



Baru saya ketahui bahwa Pulau Mansinam menyimpan sejarah dari awal peradaban injil di Tanah Papua dan yang sampai saat ini sudah menjadi tradisi umat kristiani untuk diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pekabaran Injil di Tanah Papua. Tepatnya tanggal 5 Februari 1855 ada dua missionaris berkebangsaan Jerman yaitu Carel Willem Ottow dan Johann Gottlob Gissler menginjakkan kaki pertama kali di pulau tersebut. Di sana kita bisa saksikan tugu peringatan masuknya Injil untuk pertama kalinya di Tanah Papua dan ada beberapa situs sejarah lainnya yang dapat menjadi bukti peradaban injil, yakni situs Gereja, rumah, asrama, sumur tua dan beberapa Makam.


Silahkan klik link berikut jika teman-teman ingin mengetahui sejarah Pulau Mansinam dan juga apa saja yang bisa kita temukan di pulau tersebut : http://sweetvania.blogspot.com/2012/01/sejarah-pulau-mansinam-manokwari.html Check this out!


Saya sendiri  sempat muter-muter melihat tugu,fondasi Gereja dan juga sumur tua yang bisa kita minum airnya.Pada saat kami kesana saya lihat ada anak-anak Mansinam yang sedang bermain bola.Ternyata Pulau ini berpenduduk dan luas pulaunya mencapai 410,97 Ha.

 Gereja dan sumur tua

Hari berikutnya saya dan Mbak Lia muter-muter juga di Pantai Pasir Putih. Pantai ini berjarak kurang lebih 5 km dari pusat kota dan di sana kita bisa temui pantai yang berpasir putih dengan ombak yang tak terlalu besar sehingga aman untuk berenang atau sekedar bermain air.Saya ditemani ibu-ibu dari Intel dan juga anggota dari Polres,Depyanto,menyusuri pantai sampai ke arah barat.Rujak Pasir Putih yang lezatos pun kami cicipi,nyam-nyam!Senja yang indah di Pasir Putih saya lewatkan dengan tak henti-hentinya mengagumi keindahan alam Manokwari.




Dua malam kami lewatkan di kota Manokwari.Kota yang memiliki luas wilayah 18.746 km² dan menyimpan banyak tempat indah yang bisa kita datangi ini rasanya sulit untuk kita tolak.Jika ada kesempatan,kenapa tak ke Manokwari? Kota yang ramai dan yang telah memiliki banyak fasilitas dibanding kota-kota lainnya di Papua ini rasanya harus teman-teman kunjungi!

Swiss-belhotel Manokwari

 Lee Cafe bersama Mas Agus dan Mbak Lia

Kami kembali ke Jayapura dengan membawa kenangan indah tentang Manokwari juga kebaikan hati dari sahabat kami Mas Agustinus,Mbak Lia juga anggota-anggotanya.Terimakasih tak terhingga untuk Mas Agustinus,Mbak Lia atas keramahan dan sambutannya juga yang tak lelah menemani kami selama di Manokwari.Sukses untuk Mas dan Mbak!Wakapolres beserta istri,Novi,adik-adik tercinta; Ika,Gita,Dyah,Kasat Intel beserta istri,ibu-ibu dari Intel; Ibu Suharyana dan Ibu Elias Bugis,Depyanto dan juga semua yang tak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah menyambut,menemani hingga mengantar kami kembali hingga bandara Rendani.God Bless you all!

Swiss-belhotel Manokwari
Jl.Yos Sudarso no.8 Manokwari,Papua Barat
Telp : (62-986) 212999
Email: manokwari@swiss-belhotel.com

Mansinam Beach Resort Manokwari
Jl. Pasir Putih no 7 Kenari Tinggi Kwawi 
Manokwari
Telp; (62-986) 213585

Lee cafe,reflexologi,salon,live music
Jl. Merdeka no 125
Manokwari

Oleh-oleh Abon Gulung:
Hawai bakery & Coffee shop
Jl. Jendral Sudirman no 100 
telp : 0986-212189
Cabang: Bandara Rendani
telp : 0986 2706456