Thursday, February 26, 2009

Air terjun Cobanrondo

Suka wisata ke air terjun?Kemarin-kemarin aku malah mencari air terjun mana saja yang bisa didatangi...bukan untuk mencari wangsit supaya tambah rajin muter-muter lho...tapi memang sedang suka memandangi air yang mengalir dengan suasana yang dingin-dingin empuk.

Selain air terjun yang ada di Maluku Tengah tepatnya di Masohi (maaf-maaf sudah lupa namanya,faktor U lebih dominan)air terjun lainnya yang pernah aku kunjungi adalah air terjun Bantimurung Sulawesi Selatan,Air terjun Nglirip Tuban,Sedudo Nganjuk dan juga Air terjun Cobanrondo di Malang.Nahh,buat yang jalan-jalan ke kota Malang,rasanya gak afdol deh kalau tak mampir ke air terjun Cobanrondo.

One day in Cobanrondo

Terletak di Desa Pandansari Kecamatan Pujon,kurang lebih 13 km dari kota Batu,Malang air terjun ini berada.Untuk sampai ke sana kita melewati deretan pohon cemara dan pinus serta hawanya yang sejuk dan pada waktu aku ke sana lumayan bikin gigi gemeletuk saking dinginnya,apalagi bila terkena percikan air terjun ters
ebut.Aku,Dewi dan mbak Hang pada waktu itu diantar oleh mbak D.Ida yang kebetulan berdomisili di Malang.Yuhuuuu...jadi juga main air kitaaa!

Joko Tarubnya mana???

Kalau melihat nama air terjunnya yang ada unsur-u
nsur 'rondo'nya alias janda,lumayan bikin penasaran juga.Akhh....jangan-jangan kalau main ke sana terus bisa mendadak dangdut jadi janda??Ternyata dugaanku salah besar.Karena ini hanya sekedar cerita legenda,yang konon dahulu kala ada sepasang pengantin yang baru menikah bernama Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro dan Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang merencanakan bepergian ke Gunung Anjasmoro setelah menikah.Tetapi tiba-tiba ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Joko Lelono yang ingin memiliki Dewi Anjarwati.Maka Raden Baron memerintahkan bawahannya untuk menyembunyikan Dewi Anjarwati ke tempat yang ada Cobannya (air terjun),setelah itu Raden Baron Kusuma bertanding dengan Joko Lelono.Akhir cerita,mereka berdua sama-sama gugur dalam pertempuran dan karena Raden Baron meninggal maka Dewi Anjarwatipun menjadi'rondo' yang konon duduk di batu bawah air terjun Coban.Jadilah nama Cobanrondo yang kini dikenal sebagai salah satu tempat wisata di Malang.


Fiuuhh...selameeettt...berarti kalau ke sana jangan pernah takut tiba-tiba menjadi 'rondo' seperti Dewi Anjarwati,itu semua cuma legenda....hehehe....!Yuk kesana,tapi jangan lupa buat yang nggak betah udara dingin bawa perlengkapan masing-masing,mareeeeee......


Thursday, February 12, 2009

Ke Cepu dan Sekitarnya

Sudah sejak lama Bojonegoro terkenal sebagai penghasil kayu jati berkualitas.Ada beberapa tempat yang menjadi sentra industri kerajinan mebel seperti desa Sukorejo yang terletak di dalam kota maupun Kecamatan Kasiman yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Mumpung hari ini tak ada kegiatan organisasi yang berarti,aku dan Enggar,PHL di kantor langsung merencanakan jalan-jalan ke salah satu tempat tersebut,yakni Kasiman.Kaki mulai 'gatal' lagi nih,Enggarpun ikut bersemangat '45 dan 'mengekor' dengan manis mis muter-muter.

Enggar didepan deretan kotak perhiasan

Sebenarnya sudah beberapa kali aku mampir ke Kasiman,biasanya dalam rangka mengantar tamu yang mau melihat-lihat tempat pengrajin bubut kayu yang memanfaatkan limbah/sisa-sisa potongan kayu jati untuk dijadikan aneka kerajinan tersebut.Tapi sudah hampir setahun ini aku belum mampir kesana lagi.Yo wis,mumpung ada waktu cuci mata,berangkaaaattt!!

Ternyata lebih cantik si Onta

Dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam dari Bojonegoro untuk sampai di Kasiman.Lucunya,meskipun Kasiman termasuk
dalam wilayah Bojonegoro,kita harus melewati Cepu (yang masuk propinsi Jawa Tengah) untuk bisa sampai di sana.Anggap saja jalan-jalan ke Jawa Tengah!

Meskipun disana terdapat banyak pengrajin kayu,tadi siang kami menuju ke salah satu yang sudah terkenal,yakni UD Tunggal Jaya,salah satu show room yang menghasilkan kualitas bagus,barangnyapun lebih halus dibanding yang lain.Pemilik show room ini Pak Koko,dan kami dilayani sendiri oleh Bu Koko yang kebetulan sedang berada disana.

Nggar,itu buah nggak bisa dimakan!

Wooww,lama tak kesini ternyata banyak baran
g baru.Semuanya bagus,jam bermacam-macam bentuk,kotak perhiasan,tempat pena,tempat buah hingga patung onta dan juga tempat tusuk gigi yang antik.Pilih yang mana yaa??Setelah pusing pilih sana sini akhirnya aku mengambil kotak sedotan air mineral(bisa berfungsi juga sebagai kotak perhiasan),tempat sendok garpu,tempat pena biasa dan yang berbentuk gitar.Belanja kitaaaaa!!

Dari tempat sendok,tempat permen sampai ke asbak

Lelah memilih barang,kami segera menuju tempat makan dong,nggak mungkin melewatkan wisata kuliner di Cepu,apalagi perut sudah trang tring trung minta diisi.Maka tak ingin melewatkan kesempatan ini (mumpung lewat Cepu) kami mampir ke warung "Nasi Jagung sambel Teri"nya Bu Darsono yang sudah sering disebut-sebut orang dan kebetulan belum pernah aku datangi.Hayaaaahh,apalagi tu nasi jagung??Olalaaaa...ternyata baru sekali-kalinya seumur hidupku mencicipi nasi jagung!!

Warung Bu Dar

Ternyata nasi jagungnya berwarna putih ber
sih dan bukan kuning seperti yang kukira pada awalnya.Amit-amit,ndeso banget mis muter=muter!!Sambil ndomblong akhirnya makan juga deh,ditemani pepes,bothok,tempe goreng,sayur menir dan garang asem yang berisi hati dan ampela ayam.Sambal terinya....busyet dah,maknyuuusss!!Ada satu lagi,namanya nasi liwet,kirain mirip yang di Solo,ternyata beda banget,itu nasi dimasak dikuali dan mirip-mirip nasi tim gitu(atau bubur ya??),yang bikin enak tentu saja'intip'nya alias bagian gosongnya yang menempel di kuali.Nyam nyam nyaaaaaammmm*kalau ada mertua lewat bakal dicuekin deh saking enaknya,terutama garang asemnya.Akhirnya bungkus juga deh!!

Nasi jagung,sambel teri,garang asem top markotop!!

Selesai makan kami masih punya satu tempat lagi yang akan dituju,yakni ke Perhutani.Hmmm...bukan mau melihat pepohonan sih,tapi kami tertarik dengan kereta api tua yang berada disana.Ada beberapa kereta,dua diantaranya dibikin tahun 1926 dan 1928 dan berasal dari negara Jerman.Kereta yang terbu
at pada tahun 1928 itu mempunyai beberapa gerbong yang antara lain bertuliskan Gerbong Tudjubelas dan Bahagia.Mungkin usia kereta tersebut hampir sama dengan kereta yang di Ambarawa ya?

Gerbong Tudjubelas

Keretanya sendiri masih bisa jalan,dan bisa di
sewakan,satu paket seharga Tujuh Juta Rupiah untuk sekitar 60 orang pulang pergi ke satu tempat (duuhh mis muter lupa namanya tuh)yang terdapat wisata alam,kita diajak melihat-lihat hutan yang (katanya) indah banget.Huuuhh,sayang hanya kami berdua,kapan-kapan harus cari teman banyak nih buat sewa keretanya!!

Depan Gerbong Bahagia

Setelah'bergenit-genit' ria di sekitar kereta ap
i tua tersebut akhirnya kami kembali ke Bojonegoro dan astaganaga ular naga panjang buntutnya!!Kami masih mampir ke tukang sate kambing!!Ini perut rasanya meliuk-liuk ingin merasakan sate dan gule kambing "Ayu" yang terkenal di Kecamatan Padangan,tak jauh dari Cepu menuju arah Bojonegoro.

Warung sate terkenal di Padangan

Jika anda melihat mis muter 'berubah bentuk' ternyata KESALAHAN BUKAN PADA PENGLIHATAN ANDA!!!