Friday, January 21, 2011

Mengintip koleksi batik kuno di Museum Danar Hadi Solo

Ingin jalan-jalan ke kota Solo tapi tak hanya sekedar belanja batik? Kenapa tidak melihat proses pembuatan batiknya sekalian?Tentunya akan menambah wawasan terutama bila kita juga merupakan salah satu penggemar batik.Selain melihat proses pembuatannya gimana kalau sekalian juga melihat koleksi batik kuno yang telah berusia beratus-ratus tahun lamanya?Pastinya seru dong,dan semuanya bisa kita nikmati di Museum Batik Danar Hadi lho!


Terletak di Jl.Brigjen Slamet Riyadi 261 Solo,dibelaka
ng show room Danar Hadi sebenarnya lokasi museum ini berada dalam satu kompleks bangunan kuno yang jadi cagar budaya di kota ini.Bangunan utamanya sendiri bernama Ndalem Wuryaningratan yang tadinya adalah milik dari seorang Pangeran,cucu dari Sultan Kasunanan Surakarta,yakni KRMTA Wuryaningrat.Seiring dengan berjalannya waktu,kompleks ini akhirnya dibeli oleh PT Danar Hadi.


Sebenarnya tak sulit menemukan alamat museum ini karena berada tepat dibelakang toko/show room Danar Hadi,namun bagi yang tak tahu
tentu akan mengira museumnya tak satu kompleks dengan show room tersebut.Mis MM sendiri waktu berkunjung kesana pada tanggal 6 Januari yang lalu sempat dua kali memutari lokasi alias kesasar karena tak bisa baca peta *malu-malu mengakui*
Setelah menemukan,Mis MM yang ditemani Lexy segera membeli tiket di show roomnya untuk bisa memasuki museum.Harga tiketnya sendiri Rp.25.000,-
per orang. Oya di dalam museum kita dilarang mengambil gambar alias tidak boleh memotret lho ya.Mereka benar-benar menjaga koleksi yang berusia ratusan tahun itu dengan baik.

Sasono Mangun Suko

Danar Hadi sendiri sebenarnya merupakan singkatan nama dari istri pemilik atau pendiri PT Danar Hadi Bapak H. Santosa Doellah,yakni Danarsih dan mertua dari Bapak Santosa,yaitu Pak Hadi. Dengan dipandu oleh Mbak Erna yang menjelaskan tentang isi museum,saya dan Lexy mulai berkeliling dengan terkadang diiringi decak kagum melihat koleksi batik yang wow!Luar biasa banget!Batik-batik yang kini sudah sulit ditemukan lagi rasanya membuatku iri saja.Ingin rasanya membawa lari semua koleksi museum tersebut hahaha!

Menjiplak pola

Bayangkan bila yang kalian temukan adalah batik kuno seperti yang dibuat pada jaman penjajahan Belanda dahulu,dengan designer noni-noni Belanda,motif diambil dari dongeng seperti Snow White,atau gambar payung noni Belanda dengan warna merah cerah.Arrghhh!!
Selain batik Belanda,kita juga disuguhi Batik pesisir,batik Jawa Hokkokai,batik tiga negeri,sampai kepada batik kontemporer.Mbak Erna sendiri mengatakan ada beberapa lembar kain batik yang diperoleh Bpk Santosa dari negeri Be
landa,yang jika dihitung maupun dikurs ke Rupiah maka nilai selembar batik tersebut adalah kurang lebih 1 milyar rupiah.Bayangkan!


Setelah melihat koleksi batik yang dimiliki museum ini ,oy
a,Danar Hadi memiliki sekitar 10.000 koleksi namun yang dipajang hanya 600 an batik,kita diajak untuk melihat proses pembuatan batik dari awal hingga akhir di belakang museum.Wowww...ternyata rumit juga ya membuat batik,mulai menjiplak pola sampai mencelup dan batik siap dipasarkan.Selain batik tulis juga ada batik cap,dimana yang mengerjakan kebanyakan kaum Adam,karena alat capnya sendiri berat,itu alasan utama mengapa mereka yang mengerjakan batik cap tersebut.

Batik cap

Wah tidak terasa cukup lama juga mis MM memutari museum,terakhir sebelum keluar kita digiring ke show room untuk sekedar cuci mata atau bahkan membeli jika ada yang berkenan dihati.Mis MM sendiri menemukan batik print dengan corak mirip batik kuno yang ada di dalam museum.Biarlah meski sekedar batik print namun coraknya itu lho yang langka!Capek jalan-jalan dan mendadak perut lapar?Teman-teman bisa mampir juga ke cafe Soga yang ada disamping museum,setelah itu bisa melanjutkan keliling ke bangunan yang ada di kompleks tersebut.

Cafe Soga

Jalan-jalan yang berkesan?Pastinya di Museum Batik Danar Hadi!Paling tidak kita bisa lebih mencintai lagi batik yang jadi salah satu warisan budaya Indonesia...siapa lagi yang akan mencintai batik kalau bukan kita sendiri?

8 comments:

budiawanhutasoit said...

batik solo emang top deh.
tapi lebih top lagi timlo dan saladnya..hehe

slamet riyadhi ini jalan utamanya kan dith? lupa2 inget sama jalan di solo..

JudithNatalia said...

Wahh itu juga aku sukaaa Timlo,sate buntel n tengkleng..yummy!Kapan dong ke Solo lagi?
Iya Slamet Riyadi jalan utama di Solo mas...yuk nostalgia lagi ke sana!

Kang Eko said...

batik is the best lah uiy.....

JudithNatalia said...

Iya Kang Eko...pastinyaaa :D

bakul LOMBOK said...

lho mbak... lha potonya motif2 batik mana?

Judith said...

Bakul Lombok...apakabar niihh lama ga mampir :)Oya ga bisa tayangin corak2 batiknya lha wong disana ga boleh motret,kuciwa judulnya hahaha!!

bakul LOMBOK said...

hehe iyo iki mbak aku jarang nyandak lapak daganganku hehehe. intinya aku sekarang kurang produktif karena diuber kewajiban setoran. tapi aku terus coba nulis kok.

btw, komennya mbak di blogk udah aku jawab. bisa diintip lagi hehehe

ttg gak boleh motret, mungkin bisa disiasati sambil pura2 sms. klo gitu piye?

apha said...

Good News Friend,kunjungi jg blog sy yah.....
http://apha.co.nr
http://dollardarineobuxcomtanpareferal.blogspot.com